Rabu, 25 November 2009

LAPORAN OBSERVASI Tugas Sumber Belajar Biologi

LAPORAN OBSERVASI
Disusun Untuk Melengkapi Tugas Sumber Belajar Biologi
Dosen Pembimbing : Dra. Sawitri Komarayanti, M.Si.
















Disusun Oleh :
Yudhis Citra Wahyudi (07121001)
Ayu Cahyati (07121047)



PROGRAM STUDI BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2009




A. Taman Nasional Meru Betiri








Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) yang dikenal sebagai hutan tropis dataran rendah di Propinsi Jawa Timur bagian Selatan, memiliki keanekaragaman hayati yang tingggi, diantaranya adalah kekayaan flora dengan berbagai jenis tumbuhan yang bermanfat obat, habitat fauna serta sebagai obyek dan daya tarik wisata alam yang tersebar pada areal seluas 58.000 Ha, dengan luas daratan 57.155 Ha dan perairan 845 Ha.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.03/Menhut-V/2007 tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Taman Nasional, bahwa TNMB mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan ekosistem kawasan TNMB dalam rangka konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Nilai-nilai penting yang terkandung dalam taman nasional seperti perkonservasian fungsi hidrologi, potensi flora fauna, sangat besar manfaatnya bagi kepentingan kesejahteraan masyarakat.
a) Gambaran Umum
Kawasan hutan Meru Betiri pada awalnya berstatus sebagai hutan lindung yang penetapannya berdasarkan Besluit van den Directur van Landbouw Neverheiden Handel yaitu pada tanggal 29 Juli 1931 Nomor: 7347/B serta Besluit Directur van Economiche Zaken tanggal 28 April 1938 Nomor : 5751, kemudian pada tahun 1967 kawasan ini ditunjuk sebagai Calon Suaka Alam dan pada periode berikutnya kawasan hutan lindung ini ditetapkan sebagai Suaka Margasatwa seluas 50.000 Ha berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 276/Kpts/Um/ 6/1972 tanggal 6 Juni 1972 dengan tujuan utama perlindungan terhadap jenis Harimau Jawa (Panthera tigris sondaica). Kemudian pada tahun 1982 berasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 529/Kpts/Um/6/1982 tanggal 21 Juni 1982 kawasan Suaka Margasatwa Meru Betiri diperluas menjadi 58.000 Ha.
Perluasan ini mencakup wilayah Perkebunan Bandealit dan Sukamade Baru seluas 2.155 Ha, serta kawasan hutan lindung sebelah Utara dan kawasan perairan laut sepanjang Pantai Selatan seluas 845 Ha. Pada perkembangan berikutnya yaitu dengan diterbitkannya surat pernyataan Menteri Pertanian Nomor : 736/Mentan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982 Suaka Margasatwa Meru Metiri dinyatakan sebagai Calon Taman Nasional, Pernyataan ini dikeluarkan bersamaan dengan diselenggarakannya Kongres Taman Nasional Sedunia III di Denpasar, Bali. Penunjukan Taman Nasional Meru Betiri (TNMB) berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 277/Kpts-VI/1997 tanggal 23 Mei 1997 seluas 58.000 Ha yang terletak pada dua wilayah Kabupaten yaitu Kabupaten Jember seluas 37.585 Ha dan Kabupaten Banyuwangi seluas 20.415 Ha.
b) Tanah Geologi, Iklim, dan Hidrologi





Secara umum jenis tanah di kawasan TNMB merupakan asosiasi dari jenis aluvial, regosol dan latosol. Tanah aluvial umumnya terdapat di daerah lembah dan tempat rendah sampai pantai, sedangkan regosol dan latosol umumnya terdapat di lereng dan punggung gunung. Menurut Suganda dkk (1992) geologi kawasan TNMB terdiri dari :
• Aluvium: kerakal, kerikil, pasir dan lumpur.
• Formasi Sukamade: batu gunung terumbu bersisipan batu lanau dan batu berpasir.
• Formasi Puger: Batu gunung terumbu bersisipan breksi batu gunung dan batu gamping hutan.
• Formasi batu ampar: perselingan batu pasir dan batu lempung bersisipan tuf, breksi dan konglomerat.
• Anggota batu gamping formasi Meru Betiri: batu gamping, batu gamping tufan dan napal.
• Formasi Meru Betiri: perselingan breksi gunung api, lava dan tuf, terpropilitan
• Formasi Mandiku: breksi gunung api dan tuf, breksi berkomponen andesit dan basal bersisipan tuf.
• batuan terobosan: granodiorit, diorit dan dasit.
Aluvium, Formasi Sukamade, Formasi Puger, Formasi Batu Ampar dan anggota batu gamping Formasi Meru Betiri berasal dari batuan endapan permukaan dan batuan sedimen. Untuk Formasi Meru Betiri dan Formasi Mandiku berasal dari batuan gunung api. Sedangkan batuan terobosan berasal dari batuan terobosan. Aluvium terbentuk pada zaman Holosen Kuartier, Formasi Batu Ampar terbentuk pada Zaman Oligosen, Formasi Mandiku dan Formasi Puger terbentuk pada Zaman Akhir Miosen Tersier, Batuan terobosan terbentuk pada Zaman Tengah Miosen Tersier sedangkan Formasi Meru Betiri, Formasi Sukamade, anggota batu gamping Formasi Meru Betiri terbentuk pada Zaman Awal Miosen Tersier.
Kawasan TNMB merupakan wilayah yang dipenuhi oleh angin musim. Bertiupnya angin barat laut pada Bulan Nopember sampai dengan Maret menyebabkan hujan, sedangkan pada akhir Bulan April sampai dengan Oktober terjadi musim kemarau. Pada bulan Juni hingga Agustus curah hujan cukup besar sehingga menyebabkan banjir di beberapa daerah. Curah hujan dikawasan ini bervariasi antara 1252 – 2818 mm per tahun dengan bulan basah antara bulan Nopember – Maret, dan kering antara April – Oktober. Di daerah bekas perkebunan Bandealit (sebelah Barat) rata-rata curah hujan antara 1438 – 2818 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember – Maret. Sebaliknya di daerah bekas perkebunan Sukamade (sebelah Tengah) rata-rata curah hujan tahunan antara 1307 – 1856 mm dengan curah hujan tertinggi pada bulan Januari – Maret.
Kawasan TNMB bagian Utara dan Timur (Sukamade – Malangsari) berdasarkan tipe iklim Schmidt dan Ferguson termasuk iklim B yaitu daerah tanpa musim kering dan hutan hujan tropika yang selalu hijau. Sebaliknya dibagian lainnya termasuk tipe iklim C yaitu daerah denga musim kering nyata dan merupakan peralihan hutan tropika ke hutan musim.
Namun demikian berdasarkan laporan penelitian pengembangan buffer zone pelestarian Alam TNMB Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup (1984) kawasan taman nasional di Indonesia sebelah Timur memiliki tipe iklim A, C, dan E serta di sebelah Barat bertipe iklim E, C, dan F.
Di kawasan TNMB terdapat air tanah dan produktifitas akifer (bercelah atau sarang), yaitu :
1. Akifer setempat produktif sedang; akifer tidak menerus, tipis dan rendah keterusannya, debit sumur umumnya kurang dari 5 liter/detik.
2. Akifer produktif sedang, dengan penyebaran luas; akifer dengan keterusan sedang sampai rendah, muka air tanah beragam, di dekat muka tanah sampai lebih dari 10 m, debit sumur umumnya kurang 5 liter/detik.
3. Akifer produktif dengan penyebaran luas; akifer dengan keterusan sedang, muka air tanah atau tinggi pisometer air tanah dekat atau di atas muka tanah, debit sumur umumnya 5 s/d 10 liter/detik.
Untuk Komposisi litologi batuan dan kelulusannya, desa daerah penyangga kawasan TNMB terdiri dari:
1. Aluvium endapan sungai, umumnya tersusun oleh bahan-bahan berbutir halus (lempung lanau, dengan selingan pasiran).
2. Endapan aluvium daratan, berbutir kasar hingga sedang dengan sisipan lempungan.
Untuk komposisi litologi batuan dan kelulusannya, kawasan TNMB terdiri dari:
1. Batu gamping terumbu berlapis, dengan tingkat pembentukan karst yang beragam. Kelulusan sedang sampai tinggi.
2. Batuan volkan mengandung leusit. Kelulusan rendah sampai sedang.
3. Aluvium endapan sungai, umumnya tersusun oleh bahan-bahan berbutir halus (lempung lanau, dengan selingan pasiran). Umumnya kelulusannya sedang hingga rendah.
Adapun sumber daya air yang ada di kawasan TNMB berasal dari tiga sungai yaitu S. Sukamade, S. Sanenrejo, dan S. Bandealit (tabel 1). Selain sungai pengelola kawasan dan masyarakat setempat menggunakan sumur sebagai sumber air.
c) Ekosistem
Kawasan TNMB termasuk hutan hujan tropis dengan formasi hutan bervariasi yang terbagi ke dalam tiga (3) tipe ekosistem yaitu ekosistem hutan pantai, ekosistem payau dan ekosistem hutan hujan dataran rendah. Keadaan hutannya selalu hijau dan terdiri dari jenis pohon yang beraneka ragam serta bercampur jenis bambu yang tersebar di seluruh areal ini.
1.Ekosistem Pantai
Ekosistem ini dapat dijumpai di sekitar Bandealit, Teluk Sukamade dan Meru. Vegetasi yang ada terdiri dari dua formasi yaitu formasi Pescaprae dan formasi Baringtonia. Formasi Pescaprae terdiri dari tumbuhan yang tumbuh rendah dan kebanyakan terdiri dari jenis herba, sebagian tumbuh menjalar. Jenis yang paling banyak adalah Ubi Pantai (Ipomoea pescaprae) dan Rumput Lari-Lari (Spinifex squarosus). Formasi Baringtonia terdiri dari Keben (Baringtonia asiatica), Nyamplung (Calophyllum inophyllum), Waru (Hibiscus tiliaceus), Ketapang (Terminalia catappa), Pandan (Pandanus tectorius) dan lain-lain.


3. Ekosistem Payau / Mangrove
Ekosistem ini dapat dijumpai di bagian timur Teluk Rajegwesi yang merupakan Muara Sungai Lembu dan Karang Tambak, Teluk Meru dan Sukamade yang tersusun atas vegetasi hutan yang tumbuh di garis pasang surut. Jenis-jenis yang mendominasi adalah bakau-bakauan (Rhizophora sp), Api-Api (Avicenia sp) dan Tancang (Bruguiera sp). Semua jenis pohon yang terdapat dalam tipe vegetasi ini mempunyai pembentukan akar yang spesifik. Di muara Sungai Sukamade terdapat Nipah (Nypa fruticans) yang baik formasinya.
4. Hutan Hujan Tropika
Sebagian besar kawasan hutan TNMB merupakan tipe vegetasi hutan hujan tropika dataran rendah. Pada tipe ekosistem ini juga tumbuh banyak jenis epifit, seperti anggrek dan paku-pakuan serta liana. Jenis tumbuhan yang banyak dijumpai diantaranya jenis Walangan (Pterospermum diversifolium), Winong (Tetrameles nudiflora), Gondang (Ficus variegata), Budengan (Diospyros cauliflora), Pancal Kidang (Aglaia variegata), Rau (Dracontomelon mangiferum), Glintungan (Bischoffia javanica), Ledoyo (Dysoxylum amoroides), Randu Agung (Gossampinus heptaphylla), Nyampuh (Litsea sp), serta Rotan Warak (Plectocomia elongata) dan lainnya.

DOKUMENTASI LOKASI SUMBER BELAJAR BIOLOGI




























B. Rembangan
Kabupaten Jember tidak hanya memiliki pemandangan yang indah dan mempesona dari puncak Rembangan, karena di dekat obyek wisata tersebut juga ada kebun buah naga milik Pemkab Jember. "Banyak mahasiswa dan pelajar yang berkunjung ke kebun ini untuk belajar tentang tata cara bercocok tanam buah naga sambil berwisata," katanya. Kebun buah naga, kata dia, dikemas dengan konsep agrowisata sehingga pengunjung datang dan langsung membeli dan memetik sendiri di kebun. Yang membedakan hasil produksi itu, karena Dinas Pertanian menggunakan pupuk organik dalam memupuk buah naga dan berusaha menghidari pemggunaan pupuk kimia," katanya menambahkan.

"Poltek Nursery"
Poltek Nursery yang didirikan pada tahun 2004 dengan menempati luas lahan di lereng Rembangan seluas 2,6 ha itu menjadi daya tarik yang dapat memanjakan mata wisatawan memandang indahnya ragam bunga. "Jenis bunga yang ditanam, antara lain bunga chrysant, mawar, philodendron (philo), Gerbera dan terbaru bunga Merak (Peacock Flower). Para pengelola perkebunan berhasil membiakkan jenis anggrek wangi, dengan bunga yang harum dan segar. Anggrek wangi itu merupakan hasil kawin silang antara induk jantan anggrek hibrida dari Taiwan dan induk betina jenis Palenopsis. Hasilnya muncul varietas baru dengan bunga yang mengeluarkan aroma khas dan terbukti paling laris dan banyak peminatnya




































C. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Beralamat di Jl.PB.Sudirman 90.68118-Jember .
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas. Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif. Di Indonesia, kakao mulia dihasilkan oleh beberapa perkebunan tua di Jawa. Varietas penghasil kakao mulia berasal dari pemuliaan yang dilakukan pada masa kolonial Belanda, dan dikenal dari namanya yang berawalan "DR" (misalnya DR-38). Singkatan ini diambil dari singkatan nama perkebunan tempat dilakukannya seleksi (Djati Roenggo, di daerah Ungaran, Jawa Tengah). Varietas kakao mulia berpenyerbukan sendiri. Sebagian besar daerah produsen kakao di Indonesia menghasilkan kakao curah. Kakao curah berasal dari varietas-varietas yang self-incompatible. Kualitas kakao curah biasanya rendah, meskipun produksinya lebih tinggi. Bukan rasa yang diutamakan tetapi biasanya kandungan lemaknya.
Kakao secara umum adalah tumbuhan menyerbuk silang dan memiliki sistem inkompatibilitas-sendiri (lihat penyerbukan). Walaupun demikian, beberapa varietas kakao mampu melakukan penyerbukan sendiri dan menghasilkan jenis komoditi dengan nilai jual yang lebih tinggi.
Buah tumbuh dari bunga yang diserbuki. Ukuran buah jauh lebih besar dari bunganya, dan berbentuk bulat hingga memanjang. Buah terdiri dari 5 daun buah dan memiliki ruang dan di dalamnya terdapat biji. Warna buah berubah-ubah. Sewaktu muda berwarna hijau hingga ungu. Apabila masak kulit luar buah biasanya berwarna kuning.
Biji terangkai pada plasenta yang tumbuh dari pangkal buah, di bagian dalam. Biji dilindungi oleh salut biji (aril) lunak berwarna putih. Dalam istilah pertanian disebut pulp. Endospermia biji mengandung lemak dengan kadar yang cukup tinggi. Dalam pengolahan pascapanen, pulp difermentasi selama tiga hari lalu biji dikeringkan di bawah sinar matahari.
Alat dan Mesin Pengolah Kopi

PENGUPAS KULIT BUAH KOPI (Pulper)
Kapasitas. 50 kg/jam, Tanpa Penggerak [manual], Bahan pengupas kulit : Tembaga, Rangka mesin : Baja profil kotak
Kapasitas. 1 ton-3 ton/jam, Penggerak motor HONDA 5,5 PK/ diesel China 16 PK, Type 2 [double] silinder/3 [triple] silinder, Transmisi pulley dan sabuk karet V., Dilengkapi dengan kopling dan pelindung, Bahan pengupas kulit : plat tembaga profil, Rangka mesin : Baja profil kotak, Pelengkap : Pipa saluran air pencuci
Fungsi: Melepas kulit buah kopi untuk memudahkan pelepasan atau pembersihan lapisan lendir dari permukaan kulit tanduk.


PENCUCI KOPI HS (Washer)
Kapasitas. 30 kg/batch [1 bach 5-7 menit], Penggerak motor bakar Honda 5,5 PK, Transmisi : Sabuk karet V dilengkapi dengan kopling dan pelindung, Drum pencuci : Pelat alumunium
Rangka mesin : baja profil kotak
Kapasitas. 500 kg/jam, Type silinder horisontal, Penggerak motor bakar Honda 5,5 PK, Transmisi : Sabuk karet V dilengkapi dengan kopling dan pelindung, Drum pencuci : Pelat alumunium
Rangka mesin : baja profil kotak
Fungsi: Melepas lapisan dan membersihkan benda asing dipermukaan kulit tanduk kopi.


PENGERING (Dryer)
Fungsi: Mempercepat proses difusi air sehingga aman disimpan dan tetap memiliki mutu yang baik sampai ke tahap proses pengolahan berikutnya.
Kapasitas 750kg/batch [1 batch = 50 jam], sumber panas : tungku kayu burner minyak tanah, nabati [sesuai kebutuhan] dengn 1 kipas aksial, Penggerak mesin diesel 7 PK eks. China/motor listrik ½ HP, Lantai pengering : Ayakan alumunium, Sistem pemanasan biji : Tidak langsung lewat pipa pindah panas, Rangka mesin : Baja profil kotak
Kapasitas 4 ton/batch [1 batch = 50 jam], sumber panas : tungku kayu burner minyak tanah, nabati [sesuai kebutuhan] dengn 3, kipas aksial, Penggerak mesin diesel 7 PK eks. China/motor listrik 1 HP, Lantai pengering : Ayakan alumunium, Sistem pemanasan biji : Tidak langsung lewat pipa pindah panas



PENGUPAS KULIT KERING (Huller)
Kapasitas 1000 kg/jam [HS kering], Penggerak mesin diesel China 24 PK, Bahan pengupas kulit : Baja, Rangka mesin : Baja profil kotak, Pelengkap : Kipas sentrifugal sebagai pemisah kulit
Kapasitas 200 kg/jam [HS kering], Penggerak mesin diesel China 16 PK, Bahan pengupas kulit : Baja, Rangka mesin : Baja profil kotak, Pelengkap : Kipas sentrifugal sebagai pemisah kulit
Fungsi: Memisahkan kulit buah kering, kulit tanduk dan kulit ari sehingga diperoleh biji kopi pasar yang bersih dan bermutu.


SORTASI KOPI [grader]
Kapasitas 400 kg/jam, Penggerak motor listrik 1/2 HP, Transmisi pulley dan sabuk karet V., Pemisah biji : Ayakan SS, Rangka mesin : Baja profil kotak
Kapasitas 1200 kg/jam, penggerak motor bakar 5,5 PK, Transmisi pulley dan sabuk karet V., Pemisah biji : Ayakan SS, Rangka mesin : Baja profil kotak
Fungsi: a. Meingkatkan produktivitas kerja sortasi manual; b. Biji kopi terkumpul dalam beberapa ukuran yang seragam berdasarkan tingkatan mutunya. Kompartemen I berupa biji kecil, kompartemen II biji sedang, kompartemen III biji besar, dan kompartemen IV biji ekstra besar.


GUDANG PENYIMPANAN KOPI DENGAN ATMOSFIR TERKENDALI
Fungsi: a. Menyimpan biji kopi kering hasil sortasi dalam waktu yang relatif lama sebelum dijual ke konsumen; b. Tujuan pemakaian gudang dengan atmosfir terkendali adalah untuk mencegah kerusakan mutu biji kopi secara mikrobiologis dan serangan hama gudang seperti serangga atau tikus.
Fleksibilitas dan Keunggulan: a. Multikomoditi (kakao, jagung, gabah); Suhu dan kelembaban udara di dalam gudang mudah diatur.
Spesifikasi Teknis: a. Kapasitas: 1120.000 kg kopi kering (ka. 12%) b. Jenis kipas: Aksial (3 buah, @ 8 sudu); c. Penggerak: Motor listrik 1/4 HP, 220 V, 1.440 rpm, single phase; d. Transmisi: Langsung; e. Sumber panas: Kolektor panas matahari; Luas bangunan: 200 m2; Bahan konstruksi: Besi baja, pasangan batu-bata, plat aluminium, fiber polycarbonat.


SANGRAI KOPI (Roaster)
Fungsi: a. Untuk membantu pembentukan calon aroma dan citarasa khas kopi bubuk; b. Memudahkan proses penghalusan. Fleksibilitas dan
Keunggulan: a.Multikomoditi (kakao, makadamia, kacang); b. Kontrol mutu mudah dilakukan; c. Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan; d. Hasil sangrai seragam, konsisten dan bersih. Spesifikasi Teknis: a.
Kapasitas: 10 - 50 kg/batch; b. Sumber panas: Kompor bertekanan (burner) minyak tanah; d. Penggerak: Motor listrik 1/2 - 1 HP, 220 V, 1.440 rpm, single phase; Transmisi: Pulley dan sabuk karet V, serta rantai dan roda gigi; e. Dimensi: 1.200 x 1.000 x 1.500 mm; f. Bahan konstruksi: Besi baja, plat aluminium, plat besi.

PENCAMPUR MEKANIS KOPI SANGRAI (Mixer)
Fungsi: Mencampur biji kopi sangrai agar bubuk kopi yang dihasilkan konsisten dan seragam.
Fleksibilitas dan Keunggulan: a. Mutu bubuk kopi hasil pencampuran baik; b. Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan; c. Energi rendah dan efisien.
Spesifikasi Teknis: a. Kapasitas: 30 - 40 kg biji kopi sangrai/batch; b. Tipe: Drum hexagonal; c. Transmisi: roda gigi dan rantai, serta pulley dan sabuk karet V; d. Penggerak: Motor listrik 3 HP, 220 V, 1.440 rpm; Dimensi: 1.160 x 1.000 x 1.600 mm; f. Bahan konstruksi: Plat aluminium, plat besi.

PEMBUBUK KOPI (Grinder)
Fungsi: Memperkecil ukuran partikel kopi sesuai dengan keinginan konsumen. Fleksibilitas dan
Keunggulan: a. Mutu bubuk kopi hasil pembubukan baik; b. Keseragaman bubuk kopi baik; c. Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan; d. Energi rendah dan efisien.
Spesifikasi Teknis: a. Kapasitas: 15-60 kg kopi biji sangrai/jam; b. Tipe: Pin mill; c. Transmisi: Pulley dan sabuk karet V; Penggerak: Motor listrik 5,5 HP, 220 V, 1.440 rpm, single phase; e. Dimensi: 800 x 600 x 1.000 mm; f. Bahan konstruksi: Plat aluminium, plat besi.

Alat ukur kadar air kopi dan kakao digital [DIGI MOST]

Sumber arus : Baterai type AA 2500 mAh rechargeable 6 buahSkala meter : 5-35%, Dimensi : 13,5x12x8cm, Berat : 690 g

Alat ukur kadar air kopi dan kakao analog KAKO TESTER

Spesifikasi:a. Sumber arus baterai 6 x 1,5 V tipe AA; b. Skala meter 0 - 20%; Dimensi : 14,2 x 13,5 x 8,5 cm; c. Berat 830 g. Keunggulan : Akurasi tinggi, harga murah, praktis. Kegunaan : Untuk mengukur kadar air
biji kopi, biji kakao,
cengkeh, lada, padi.




MESIN SANGRAI UNTUK UJI CITARASA
Fungsi: Sarana pengawasan mutu biji kopi sebelum maupun setelah proses produksi bubuk kopi.
Fleksibilitas dan Keunggulan: a. Multikomoditi (kakao, makadamia, kacang); b. kontrol mutu mudah dilakukan; c. Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan; d. Hasil sangrai seragam, konsisten dan bersih.
Spesifikasi Teknis: a. Kapasitas: 100 g; b. sumber panas: infra Red Tubes (3 unit, @ 500 W), 220V; c. Penggerak : Motor DC 12 W; d. Transmisi: Pulley dan sabuk karet V, serta rantai dan roda gigi; e. Dimensi: 750 x 250 x 270 mm; f. Bahan konstruksi: Besi baja, plat aluminium, plat besi.

PENGEMAS VACUM (Vacum sealer)
Fungsi: a. Memperpanjang umur simpan bubuk kopi di dalam kemasan vakum.
Fleksibilitas dan Keunggulan: a. Multikomoditi (bubuk cokelat, lemak, pasta coklat, susu bubuk, krim).
Spesifikasi Teknis: a. Kapasitas: 10 - 15 bungkus/batch; b. Tipe: Vaccum; c. Penggerak: Motor listrik 1 HP, 1.440 rpm, 220 V, single phase; d. Sumber panas: Electric element 2 unit (@ 600 W); e. Dimensi: 950 x 900 x 1.100 mm; f. Bahan konstruksi: Besi baja, plat aluminium.

Alat dan Mesin Pengolah Kakao


Mesin pemecah buah kakao dan pemisah biji (pod breaker)
Kapasitas. 3 ton/jam, penggerak motor bakar Honda 5,5 PK, Transmisi pulley dan sabuk karet V., Pemisah biji : ayakan SS, Rangka mesin : baja profil kotak

MESIN PENCACAH KULIT BUAH KAKAO (Skreader)
Fungsi: Pencacah kulit buah kakao tipe silinder yang mudah dipindahkan dari UPH ke UPH yang lain dan memiliki kapasaitas pencacahan tinggi.
Pencacahan sampai dengan kehalusan; Spesifikasi: Kapasitas: 7-10 m2 kulit buah kakao/jam (tergantung kondisi bahan), tipe: mobile, penggerak:motor diesel 20 HP., transmisi: puley dan sabuk karet v; Keunggulan: Kapasitas pencacahan tinggi dan relatif seragam, perawatan mudah dan murah, Rangka kuat, kokoh, dan menggunakan sistem knock-down, komakt sehingga mudah di pindahkan di areal kebun

PETI FERMENTASI
Fungsi: Menghasilkan senyawa-senyawa calon pembentuk (precursor) rasa dan aroma khas cokelat di dalam biji kakao.
Fleksibilitas dan Keunggulan:
a. Perawatan mudah; b. Hasil fermentasi baik, suhu fermentasi tercapai, lapisan lendir terurai dan terlepas dari permukaan biji secara alami, serta terjadi perubahan nilai pH biji karena pembentukan senyawa-senyawa asam; Skala Individu: a. Peti kayu dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 50 cm; b. Waktu fermentasi selama 5 menit. Skala Kelompok: a. Rekator berbentuk peti dangkal dua deret (shallow box); b. Waktu fermentasi 5 hari ( 2 hari di deret pertama (atas), dan 3 hari di deret peti kedua (bawah); c. tahap pemindahan sekaligus berfungsi sebagai proses pembalikan biji

PEMERAS LENDIR KAKAO [depulper]
Fungsi:
a. Mengurangi kandungan lendir (pulp) dipermukaan biji kakao sehingga waktu fermentasi lebih singkat dan menurunkan tingkat keasaman biji kering;
b. Lendir hasil pemerasan dapat diproses lanjut menjadi produk samping yang memiliki nilai tambah;
c. Mudah dipindah-pindah.
Fleksibilitas dan Keunggulan:
a.Hasil pemerasan baik dan bersih; b.Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan;
c.Mudah dipindah-pindahkan.
Spesifikasi Teknis :
Kapasitas. 1-1,25 ton/jam,
penggerak motor bakar Honda 5,5 PK, Transmisi pulley dan sabuk karet V.Pemisah lendir : ayakan SS., Rangka mesin : baja profil kotak

PENGERING (Dryer)
Kapasitas 750kg - 1,5 ton /batch [1 batch = 50 jam]
sumber panas : tungku kayu burner minyak tanah, nabati [sesuai kebutuhan] dengn 1 kipas aksial, Penggerak mesin diesel 7 PK eks. China/motor listrik ½ HP, Lantai pengering :
Ayakan alumunium
Sistem pemanasan biji :
Tidak langsung lewat pipa pindah panas
Rangka mesin : Baja profil kotak
Kapasitas 2.5ton/batch [1 batch = 50 jam], sumber panas : tungku kayu burner minyak tanah, nabati [sesuai kebutuhan] dengn 2 kipas aksial, Penggerak mesin diesel 7 PK eks. China/motor listrik 1 HP,
Lantai pengering :
Ayakan alumunium, Sistem pemanasan biji : Tidak langsung lewat pipa pindah panas, Rangka mesin : Baja profil kotak


SORTASI KAKAO (grader)

Fungsi:
a. Meningkatkan produktivitas kerja sortasi manual;
b. Biji kakao terkumpul dalam beberapa ukuran yang seragam berdasarkan tingkatan mutunya. Kompartemen I berupa pecahan biji dan biji kecil, kopartemen II biji mutu C, kopartemen III biji mutu A dan B, dan kopartemen IV biji mutu AA.
Fleksibilitas dan Keunggulan:
a. Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan;
b. Keseragaman mutu kosisten dan bersih; c. Sudut kemiringan dan kecepatan putar silinder sortasi mudah diatur. Spesifikasi Teknis:
Kapasitas. 400 - 1200 kg/jam, penggerak motor listrik 1/2 HP/5,5 PK, transmisi pulley dan sabuk karet V. Pemisah biji : Ayakan SS Rangka mesin : Baja profil kotak


GUDANG PENYIMPANAN KAKAO DENGAN ATMOSFIR TERKENDALI
Fungsi:
a. Menyimpan biji kakao kering hasil sortasi dalam waktu yang relatif lama sebelum dijual ke konsumen;
b. ujuan pemakaian gudang dengan atmosfir terkendali adalah untuk mencegah kerusakan mutu biji kakao secara mikrobiologis dan serangan hama gudang seperti serangga atau tikus.
Fleksibilitas dan Keunggulan:
a. Multikomoditi (kakao, jagung, gabah); Suhu dan kelembaban udara di dalam gudang mudah diatur.
Spesifikasi Teknis:
a. Kapasitas: 1120.000 kg kakao kering (ka. 12%)
b. Jenis kipas: Aksial (3 buah, @ 8 sudu);
c. Penggerak: Motor listrik 1/4 HP, 220 V, 1.440 rpm, single phase;
d. Transmisi: Langsung;
e. Sumber panas: Kolektor panas matahari; Luas bangunan: 200 m2; Bahan konstruksi: Besi baja, pasangan batu-bata, plat aluminium, fiber polycarbonat.

Mesin sangrai kakao [roaster]
Kapasitas. 10 - 50 kg/batch [1 batch = 30-45 menit],
sumber panas burner minyak tanah, minyak nabati [pilih sesuai kebutuhan] Penggerak motor listrik 1/2- 1 HP, 220 V., Dilengkapi dengan silinder pendingin dan kipas sentrifugal, Sistem pemanasan biji : tidak langsung lewat dinding sangrai yang terbuat dari pelat alumunium, Rangka mesin : Baja profil kotak


PEMISAH KULIT KAKAO (Desheller)
Fungsi:Untuk memperbesar luas permukaan hancuran nib sehingga pada saat perlakuan pengempoan maupun pembuatan pasta dengan bantuan pemanasan massa kakao akan menerima panas yang lebih banyak dan seragam.
Fleksibilitas dan Keunggulan:
a.Perawatan mudah dan murah, serta mudah diperbaiki;
b. Tenaga penggerak dapat motor listrik atao motor bakar;
c. Hasil pengupasan baik.
Spesifikasi Teknis :
a. Kapasitas: 115 kg/jam;
b. Penggerak: Motor listrik 1 HP, 220 V, 1.440 rpm, single phase;
c. Transmisi: Pulley dan sabuk karet V;
d. Dimensi: 800 x 600 x 1.450 mm;
e. Bahan konstruksi: Besi bajan, plat besi.


ALAT PRES LEMAK KAKAO
Fungsi:Untuk memisahkan lemak atau minyak dari nib kakao.
Fleksibilitas dan Keunggulan: a.Multikomoditi (buah asam, jambu mete, biji mete, kulit buah kakao);
b. Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan;
c. Hasil pengempoan baik. Spesifikasi Teknis :
a. Kapasitas: 0,5 kg nib/batch;
b. Unit pengpress: Dongkrak hidrolik, 20 ton;
c. Dimensi: 600 x 600 x 1.200 mm;
d. Bahan konstruksi: Besi baja, ulir baja, plat baja.


PEMASTA COKLEAT

Fungsi:Melumatkan pecahan
pecahan nib pasca sangrai dengan menggunakan ulir (screw) sampai diperoleh pasta cokelat.
Fleksibilitas dan Keunggulan:
a. Pasta yang diperoleh bermutu baik;
b. Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan;
c. Mudah diadopsi oleh perkebunan rakyat.
Spesifikasi Teknis :
a. Kapasitas: 5 kg/jam;
b. Tipe: ulir;
c. Penggerak: Motor listrik 1 HP, 220 V, 1.440 rpm, single phase d. Dimensi: 1.000 x 400 x 750 mm; f. Bahan konstruksi: Besi baja, plat aluminium.


PENGHALUS PASTA DAN PEMBUBUK COKLEAT

Fungsi: Memperhalus partikel pasta dan bubuk cokelat; Fleksibilitas dan Keunggulan:
a. Untuk proses pembubukan dan penghalusan pasta,
b.Perawatan mudah dan murah, serta mudah dioperasikan,
c. Hasil pembubukan dan penghalusan pasta baik;
Spesifikasi: Kapasitas, Pemasta halus : 15 kg/batch, Pembubuk : 4 kg/batch; Penggerak:Motor listrik 2 HP; Pemanas:Elemen listrik 500 W; Transmisi:Pulley dan sabuk karet V; Bahan konstruksi:Besi baja, plat besi, plat aluminium
D. Budidaya Bekicot
Bekicot berasal dari Afrika Timur, tersebar keseluruh dunia dalam waktu relatif singkat, karena berkembang biak dengan cepat. Bekicot tersebar ke arah Timur sampai di kepulauan Mauritius, India, Malaysia, akhirnya ke Indonesia. Bekicot sejak tahun 1933 telah ada disekitar Jakarta, sumber lain menyatakan bahwa bekicot jenis Achatina fulica masuk ke Indonesia pada tahun 1942 (masa pendudukan Jepang).
Sampai saat ini, bekicot jenis Achanita fulica banyak terdapat di Pulau Jawa. Namun tidak semua jenis bekicot cocok dibudidayakan. Dua jenis bekicot yang biasa diternakkan, yaitu spesies Achatina fulica dan Achatina variegata. Ciri bekicot jenis Achanita fulica biasanya warna garis-garis pada tempurung/cangkangnya tidak begitu mencolok. Sedangkan jenis Achatina variegata warna garis-garis pada cangkangnya tebal dan berbuku-buku.
Jika bibit unggul belum tersedia maka sebagai langkah pertama dapat digunakan bibit lokal dengan jalan mengumpulkan bekicot yang banyak terdapat di kebun pisang, kelapa, serta semak belukar. Bekicot yang baik dijadikan bibit adalah yang tidak rusak/cacat yang sementara waktu dan yang besar dengan berat lebih kurang 75-100 gram/ekor.
Bekicot biasanya kawin pada usia enam sampai tujuh bulan ditempat pemeliharaan yang cukup memenuhi syarat. Pada masa kawin bekicot betina mulai menyingkir ke tempat yang lebih aman. Bekicot bertelur di sembarang tempat. Jumlah telurnya setiap penetasan biasanya lebih dari lima puluh butir (50-100). Jumlah produksi telur tergantung masa subur bekicot itu sendiri. Besar telur bekicot tidak lebih dari 2 mm.
Keberhasilan budidaya bekicot tergantung pada cara perawatan dan pemeliharaan teknis selama diternakkan. Beberapa perawatan teknis dalam budidaya bekicot diantaranya meliputi penjagaan kelembaban lingkungan, mempertahankan kondisi lingkungan (yang lembab), pemberian pakan yang bermutu secara teratur, menjaga areal agar tidak dimasuki hewan lain, serta menjaga agar bekicot tidak ekluar dari areal pemeliharaan.
E. Pantai Paseban

Pantai Paseban terletak di Desa Paseban Kecamatan Kencong ± 45 km dari Kota Jember.

Keadaan Endapan Pasir Besi
Endapan pasir besi di Desa Paseban menghampar di sepanjang pantai mencapai 250 m –1000 m ke arah daratan berupa gumuk pasir (sand dune). Endapan ini bersifat material lepas dengan warna umumnya abu-abu kehitaman. Luas lahan prospek pasir besi ini ± 462,5 ha dan mencapai ± 23.125.000 m3 dengan asumsi kedalaman penambangan 5 m. Dari hasil analisis diketahui bahwa besar butir atau fraksi endapan pasir besi di pantai selatan sebarannya antara 40-200 mesh dengan kadar masing-masing fraksi antara 30-60%.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar